Analisis break even point digunakan untuk mengetahui tingkat volume penjualan sebelum perusahaan mengalami untung dan mengalami rugi sehingga hal tersebut dapat digunakan manajer untuk menentukan perencanaan penjualan. Perencanaan penjualan adalah ramalan unit dan nilai uang penjualan suatu perusahaan untuk periode di masa yang akan datang yang didasarkan pada tren penjualan terakhir (Brigham dan Houston, 2001:117). Perencanaan penjualan yang telah direncanakan oleh perusahaan dapat digunakan untuk menentukkan laba yang diinginkan. Analisis break even point sering pula disebut “Cost – Profit – Volume analysis (C.P.V. analysis).
Sebagai dasar untuk mengendalikan kegiatan yang sedang berjalan, yaitu untuk alat pencocokan antara realisasi dengan angka – angka dalam perhitungan break even atau dalam chart break even atau sebagai alat pengendalian atau ”controlling”. Sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan harga jual, yaitu setelah diketahui hasil – hasil perhitungannya menurut analisa break even dan laba yang ditargetkan. Sebagai bahan pertimbangan dalam mengambil keputusan dengan terlebih dulu melihat berapakah titik break even-nya. Mengetahui jumlah penjualan minimal yang harus dipertahankan agar perusahaan tidak mengalami kerugian. Mengetahui jumlah penjualan yang harus dicapai untuk memperoleh tingkat keuntungan tertentu. Mengetahui seberapa jauh berkurangnya penjualan. Mengetahui bagaimana efek perubahan harga jual, biaya, dan volume penjualan terhadap keuntungan.
Manfaat Analisis Break Even Point
Sebagai dasar untuk merencanakan kegiatan operasional dalam usaha mencapai laba tertentu. Jadi dapat digunakan untuk perencanaan laba atau ”profit planning”Rumus Perhitungan Break Even Point (BEP)
Rumus BEP Nilai :
FC
BEP = ————–————
1 – VC
P
Keterangan :
FC : Biaya Tetap
P : Harga jual per unit
VC : Biaya Variabel per unit
Rumus BEP Unit :
FC
BEP = ————–————–-————–
P – VC
Keterangan :
FC : Biaya Tetap
P : Harga jual per unit
VC : Biaya Variabel per unit
Contoh Perhitungan:
Perusahaan ENSIKLOPEDIA 1 yang bergerak di bidang produksi boneka, memiliki :
Biaya tetap sebesar Rp. 300.000,-.
Biaya variabel per unit Rp.40,-
Harga jual per unit Rp. 100,-
Kapasitas produksi maksimal 10.000 unit.
Misal dari contoh aplikasi, diambil volume produksi 6.000 unit, maka dapat dihitung keuntungan operasi adalah:
= (6.000 x Rp100) - (Rp300.000 + (6.000 x Rp40))
= Rp600.000 - (Rp300.000 + Rp240.000)
= Rp.60.000
atau hasil dalam unit adalah:
= Rp. 60.000 / Rp 100
= 600 unit
Jadi, pada volume produksi 6.000 unit perusahaan masih mendapatkan keuntungan. Ini berarti bahwa BEP-nya terletak di bawah 6.000 unit.
Misal kita ambil volume produksi 5.000 unit, dan hasil perhitungannya adalah :
=(5.000 x Rp100,00) — (Rp300.000,00 + (5.000 x Rp40,00))
= Rp500.000,00 — (Rp300.000,00 + Rp200.000,00)
= Rp0,00.
= Rp500.000,00 — (Rp300.000,00 + Rp200.000,00)
= Rp0,00.
Ternyata pada volume produksi penjualan 5.000 unit tercapai break-even point yaitu yang di mana keuntungan netonya sama dengan nol.
إرسال تعليق