Investasi Sektor Publik

Investasi sektor publik sangatlah memiliki kaitan yang erat dengan penganggaran modal/investasi. Analisis investasi berhubungan erat dengan penganggaran fungsional, alokasi sumber daya, dan praktik manajemen keungan disektor publik. Sebelum mengambil keputusan untuk melakukan investasi pemerintah terlebih dahulu perlu menentukan kebutuhan investasi yang diperlukan. Untuk menentukan kebutuhan investasi perlu dilakukan evaluasi yang mencakup :

  1. Inventarisasi investasi
  2. Inventarisasi investasi memuat daftar nama dan jenis investasi, nilai investasi, kondisi barang modal yang saat ini ada, apakah baik ataukah buruk.
  3. Cakupan layanan dengan tingkat investasi yang sekarang ada.
  4. Tambahan cakupan layanan yang dibutuhkan saat ini dan masa yang akan datang.
  5. Inventarisasi kebutuhan investasi.
  6. Evaluasi kelayakan investasi.
  7. Kriteria kelayakan investasi meliputi aspek-aspek teknis, sosial-budaya, finansial, ekonomi, dan aspek distribusi. Penghitungan kelayakan investasi dapat dilakukan dengan menggunakan alat analisis, misalnya: NPV, IRR, ARR, PP (Payback Period), Cost-Benefit Analysis, dan Cost Effectiveness Analysis.

Penentuan Kebutuhan Investasi Publik

Untuk menentukan kebutuhan investasi publik berkaitan dengan jumlah anggaran yang akan ditetapkan bagi masing-masing unit organisasi. Penentuan kebutuhan investasi publik ada kaitannya dengan 2 kegiatan, yaitu peningkatan kuantitas investasi dan penigkatan kualitas investasi.

Dalam menggolongkan usul-usul investasi ada beberapa cara, diantaranya adalah:

  1. Investasi penggantian, Pengeluaran investasi dalam investasi penggantian ini penggantian barang modal mengikuti pola umur manfaat barang modal. Apabila umur ekonomi barang modal telah habis, maka perlu penggantian modal baru untuk penggantinya.
  2. Investasi penambahan kapasitas, Dalam investasi ini  perlu dilakukan apabila terjadi tuntutan peningkatan cakupan pelayanan.
  3. Investasi baru, Dalam jenis investasi baru mempertimbangkan mengenai aspek teknis, ekonomi, sosial-budaya, dan aspek distribusi harus mendapat perhatian lebih besar.

Aspek Kelayakan Investasi

Semua aspek harus dipertimbangkan dan di evaluasi dalam setiap tahap perencanaan anggaran dan siklus pelaksanaannya, karena aspek-aspek tersebut saqtu sama lain saling berhubungan dan saling mempengaruhi :

1. Aspek teknis

merupakan bagian dari analisis investasi yang penting dan harus dipertimbangkan. Jika suatu usulan investasi sudah tidak layak dilihat dari aspek teknisnya maka usulan tersebut menduduki prioritas pertama untuk ditolak.

2. Aspek sosial-budaya

Aspek ini menyangkut pertimbangan pendistribusian pelayanan secara adil dan merata, sehingga mampu memberikan manfaat yang sangat besar bagi masyarakat.

3. Aspek ekonomi dan finansial

Aspek ekonomi meliputi kegiatan menganalisis apakah proyek yang diusulkan akan memberikan kontribusi yang nyata terhadap pembangunan perekonomian secara keseluruhan dan apakah kontribusinya cukup besar dalam menentukan penggunaan sumber-sumber daya yang digunakan. Sedangkan aspek finansial menerangkan pengaruh-pengaruh finansial dari suatu proyek yang diusulkan.

4. Aspek distribusi

Aspek ini terkait dengan keadilan dan persamaan kesempatan untuk mendapatkan pelayanan publik (equity dan equality).

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Investasi Publik

Dalam melakukan analisis investasi publik, terdapat beberapa faktor yang harus dipertimbangkan, yaitu:

1.  Tingkat diskonto yang digunakan

Tingkat diskonto merefleksikan tingkat keuntungan (rate of return) yang diperoleh dari suatu proyek dengan tingkat risiko tertentu.

2.  Tingkat inflasi

Dalam tingkat inflasi ini penilaian investasi harus memperhitungkan perkiraan tingkat inflasi. Semakin tinggi tingkat inflasi, maka semakin rendah nilai riil keuntungan di masa depan yang diharapkan, (expected future returns) sehingga semakin tinggi tingkat keuntungan yang disyaratkan. Inflasi yang tinggi menyebabkan required rate of return semakin tinggi.

3.  Risiko dan ketidakpastian

Required rate of return akan semakin tinggi jika risiko investasi itu naik. Hal yang dapat menigkatkan risiko investasi yaitu diantaranya disebabkan oleh ketidakpastian ekonomi dan hukum, kekacauan sosial-politik, tidak adanya jaminan keamanan, dan kebijakan yang tidak konsisten.

4.  Capital rationing

Capital rationing adalah keadaan ketika organisasi menghadapi masalah ketersediaan dana untuk melakukan pengeluaran investasi.

Dalam sektor publik tidak hanya memperhatikan hal-hal diatas, organisasi sektor publik juga harus memperhatikan sebagai berikut:

  1. Tingkat utang pemerintah, adalah jumlah yang harus dibayarkan oleh pemerintah sehubungan dengan perolehan sumber pembiayaan diluar pajak, seperti utang luar negeri dan obligasi pemerintah yaitu berupa bunga dan pokok utang.
  2. Tingkat kesempatan sosial yang dikorbankan (social opportunity cost rate), yaitu terkait dengan pengertian bahwa proyek pemerintah harus dapat mengahasilkan tingkat keuntungan (return) yang minimal sama dengan tingkat keuntungan proyek sektor swasta dengan penggunaan dana yang sama.
  3. Social time preference rate, yaitu mereflesikan tingkat keuntungan yang disyaratkan oleh masyarakat jika menunda konsumsi saat ini untuk kepentingan konsumsi di masa depan.

Teknik Dasar Penilaian Investasi Publik

Untuk mengevaluasi suatu proyek investasi terdapat 4 langkah, yaitu :

  1. Identifikasi kebutuhan investasi yang mungkin dilakukan.
  2. Menentukan semua manfaat dan biaya dari proyek yang akan dilaksanakan (cost/benefit relationship)
  3. Menghitung manfaat dan biaya dalam rupiah
  4. Memilih proyek yang memiliki manfaat terbesar dan efektivitas biaya yang tinggi.

Terdapat beberapa teknik untuk melakukan penilaian investasi. Untuk melakukan evaluasi investasi tersebut ada dua metode, yaitu :

1.  Metode penilaian investasi tradisional

Metode ini yang sering digunakan adalah tingkat pengembalian modal yang diinvestasikan (accounting rate of return on capital employed-ROCE) dan payback period (PP). ROCE secara sederhana di rumuskan:

2.  Metode aliran kas yang didiskontokan (discounted cash flow / DCF)

Yang menggunakan metode ini misalnya adalah net present value (NPV) dan internal rate of return (IRR). NPV dihitung dengan cara mendiskontokan aliran kas dimasa yang akan datang (future cashflow) dengan faktor diskonto tertentu yang merefleksikan biaya kesempatan modal (Opportunity cash of capital). IRR mendiskontokan future cashflow pada tingkat NPV yang bernilai nol.

Posting Komentar

Tulis Komentar (0)

Lebih baru Lebih lama