Dalam audit kinerja sektor publik ini terdapat dua pokok pembahasan yang perlu kita ketahui dan pahami, agar ketika kita mau melakukan proses audit tidak akan merasa kesulitan. Kedua pokok bahasan itu adalah konsep value for money audit dan proses audit kinerja. Audit kinerja merupakan perluasan dari audit keuangan. Audit kinerja juga memfokuskan pemeriksaan pada tindakan dan kejadian ekonomi yang menggambarkan kinerja organisasi.
A. Value For Money Audit (VFM Audit)
Audit kinerja meliputi audit ekonomi, efisiensi, dan efektifitas, pada dasarnya merupakan perluasan dari audit keuangan dalam hal tujuan dan prosedurnya. Hal yang membedakan VFM audit dengan conventional audit adalah dalam hal laopran audit. Dalam audit konfensional, hasil auditnya berupa pendapat auditor secara independen dan obyektif tentang kewajaran laporan keuangan sesuai dengan kriteria standar yang telah ditetapkan, tanpa pemberian rekomendasi perbaikan.
1. Audit ekonomi dan efisiensi
Ekonomi mempunyai biaya terendah, sedangkan efisiensi mengacu pada rasio terbaik antara output dengan biaya (input). Tujuan audit ekonomi dan efisiensi ialah :
- Untuk menentukan apakah suatu entitas telah memperoleh, melindungi, dan menggunakan sumber dayanya (seperti karyawan, gedung, ruang, dan peralatan kantor) seara ekonomis dan efisien.
- Untuk menentukan penyebab terjadinya praktik-praktik yang tidak ekonomis atau tidak efisien.
2. Audit efektivitas
Menurut audit commission (1986), efektivitas berarti menyediakan jasa-jasa yang benar sehingga memungkinkan pihak yang berwenang untuk mengimplementasikan kebijakan dan tujuannya. Tujuan audit efektivitas ini adalah untuk menentukan :
- Untuk menentukan tingkat pencapaian hasil
- Ketentuan hasil dengan tujuan yang ditetapkan sebelumnya.
- Menentukan apakah entitas yang diaudit telah mempertimbangkan alternatif lain yang memberikan hasil yang sama dengan biaya yang paling rendah.
Beberapa persyaratan yang harus dipenuhi dalam melaksanakan proses audit kinerja pasa organisasi sektor publik, yaitu :
- Auditor (orang/lembaga yang melakukan audit), auditee (pihak yang diaudit), recipent (pihak yang menerima hasil audit).
- Hubungan akuntabilitas antara auditee (subordinate) dan audit recipent (otoritas yang lebih tinggi)
- Independensi antara auditor dan auditee.
- Pengujian dan evaluasi tertentu atas aktivitas yang menjadi tanggung jawab auditee oleh auditor untuk audit recipent.
B. Proses Audit Kinerja
Secara umum struktur audit terdiri atas beberapa tahap :
- Tahap-tahap audit
- Elemen masing-,masing tahap audit
- Tujuan umum masing-masing elemen
- Tugas-tugas tertentu yang diperlukan untuk mencapai setiap tujuan.
Tahapan audit kinerja dan dikembangkan struktur audit kinerja, struktur audit kinerja yaitu sebagai berikut :
TAHAP | ELEMEN |
Tahap pengenalan dan perencanaan | – Survei pendahuluan- Review sistem pengendalian manajemen |
Tahap audit | – Review hasil-hasil program- Review ekonomi- Review kepatuhan |
Tahap pelaporan | – Persiapan laporan- Review dan revisi- Pengiriman dan penyajian laporan |
Tahap follow-up | – Desain follow-up- Investigasi- pelaporan |
Masalah mendasar dalam audit kinerja adalah belum adanya indikator kinerja (kriteria auditor) yang pasti bagi setiap organisasi. Kesulitan pengukuran kinerja juga diukur apabila pelaksanaannya memakan waktu lebih dari satu tahun. Proses audit kinerja pada akhirnya akan menghasilkan serangkaian rekomendasi untuk perbaikan kinerja suatu organisasi. Rekomendasi-rekomendasi yang diberikan oleh auditor diharapkan dapat segera diimplementasikan oleh pihak-pihak yang berwenang. Dalam pengimplementasian rekomendasi, auditor hanya berperan sebagai pendukung, hal ini penting untuk menjaga independensi auditor.
Posting Komentar